TERIAKAN YANG TERPAUT
Aku adalah rakyatmu,aku akan selalu setia atas sabdamu,
meskipun aku tak pernah engkau kenal lebih dekat,
namun aku selalu ada saat gemah legu Gam diseluruh negeri Moluku kie raha
Legu Gam adalah ruang yang sakral,
saat2 itulah rakyatmu menyatu,menyabut dengan suka cita,
meskipun kami bagian deretan baris yang terbelakang,
namun ketika kehormatanmu diabaikan,
kami dalam baris terdepan membelahmu !
Inilah jiwa atas kecintaan kami padamu wahai Sang KULANO TERNATE.
BERMEGAHLAH MENYABUT RAKYATMU
BERSUKA CITA BERSAMA RAKYATMU
KHARISMAMU MENGHIASI DAMAI HATI KAMI
DENGAN PAKAIAN KEBESARAN BANGSAWANMU
KAMI SELALU BERGELORA BANGGA DAN MENCINTAIMU
KESETIAN KAMI TAK UBAHNYA MAHKOTA RAJA RAJA MALUKU KIE RAHA
SAAT BERSANDING DENGAN PERMAISURI
ENGKAU MENGAJARKAN KAMI ARTI PERSAUDARAAN,ARTI KECINTAAN
HINGGA TERPATRI "TONG SAMUA BASUDARA.....!"
SALAM DAN HORMATKU JO'U YANG MULIA DENGAN SEGALA KEBESARANMU.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA.
Satu kehormatan, Anda sudah meluangkan waktu melihat halaman BLOG saya. Semoga kesempatan ini UNTUK lebih dalam mengenal TERNATE sebagai bagian kultur budaya bangsa INDONESIA.
DI REPUBLIK INI....BAHWA negeri kami pernah menjadi Negara yang besar dibawah panji Bendera KE SULTANAN TERNATE yang tercatat dan disahkan serta diakui oleh ISTAMBUL TURKI bahwa Kesultanan Ternate, ada pada akhir abad 14 hingga abad 15,agama Islam adalah agama Negara.
KESULTANAN TERNATE diakui sebagai negara yang berdaulat. Sesuai memorendum Istambul untuk mengawal perkembangan kesultanan2 baru di belahan timur Nusantara. Kami bangga sebagai putra dan putri BANGSA INDONESIA, sekalian tanpa pamrih penerus dan penikmat sejarah kebangsawanan di-KESULTANAN TERNATE.
TERIMA KASIH
hormat saya : IHSAN NADI BAIDULLAH
Catatn kecil : blog ini sebagai persembahan saya, kepada SULTAN TERNATE
atas kecintaan saya bahwa Sultan Ternate YANG MULIA PADUKA DRS.H.MUDAFFAR SYAH,
yang telah MERINTIS terbentuknya penyelenggara ketua adat KESULTANAN BUTON yang telah lama fakum,dan alhamdulillah, Perangkat dan Sultan Buton telah terbentuk meskipun sedikit polemik,dan tentunya semua itu akan kembali normal. Amin.
Geografis Maluku Utara
Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.
Pulau-Pulau
Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.- Pulau Halmahera (18.000 km²)
- Pulau Cibi (3.900 km²)
- Pulau Taliabu (3.195 km²)
- Pulau Bacan (2.878 km²)
- Pulau Morotai (2.325 km²)
- Pulau Ternate
- Pulau Obi
- Pulau Tidore
- Pulau Makian
- Pulau Kayoa
- Pulau Gebe
Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu:
Pendudukan Militer Jepang
Pada era ini, Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.Zaman Kemerdekaan
Orde Lama
Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.
Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkrit.
Orde Baru
Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.Orde Reformasi
Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.[3]
Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore.
Ekonomi
Perekonomian daerah sebagian besar bersumber dari perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor pertanian, perikanan dan jenis hasil laut lainnya.Daya gerak ekonomi swasta menunjukkan orientasi ekspor, antara lain:
- Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
- Falabisahaya (Pulau Mangoli)
- Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
- Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat oleh PT. Usaha Mina (BUMN) di Panamboang (Pulau Bacan)
- Tambang Emas oleh PT. Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
- Tambang Nikel oleh PT. Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar